­

A Path named LIFE

8:27 AM

Orang bilang darah itu lebih kental daripada air.


Sedikit banyak itu yang saya rasakan. Dua hari yang lalu, exactly di salah satu acara pernikahan saudara saya, saya menemukan sesuatu yang menarik untuk disimak. Well, personally it means deep for me...

Di antara orang-orang yang punya keterbatasan, rasa-rasanya saya masih bisa melakukan BANYAK sekali hal. Hal kecil, yang tampaknya sepele... tapi sebenarnya bisa dilakukan.... Di antara orang-orang yang perbedaan usianya cukup jauh dengan saya, saya merasa seperti melihat ,"Oh ini loh dunia saya 10 tahun mendatang." Saat saya mendiskusikan hal ini, seorang temah berkata,"Jelas aja umur segitu nggak akan bahas PR, nggak akan bahas film yang baru launch hari ini, ga bakalan ngurusin maen game ini, seperti yang kita bahas tiap hari." Di sisi lain saya mengatakan, 10 tahun itu rasanya bisa jadi sangat cepat. Lalu saya menggarisbawahi umur 20 sebagai sebuah masa transisi yang krusial, sebuah proses menjadi dewasa, sebuah proses menjadi mandiri, sebuah proses menuju sesuatu yang lebih berat. Sesuatu yang berbeda saat usia saya masih dalam belasan.

Seandainya saya berusaha melihat lagi ke belakang, dan saya sempat protes,"Kenapa Tuhan? Kenapa harus sekarang? Di saat saya baru mulai kuliah, baru akan mempersiapkan diri untuk masa depan? Mengapa sekarang saya harus dihalang dengan berbagai macam hal?" Sekarang, entah mengapa saya berpikir, mungkin lebih baik memang di saat seperti ini, supaya saya belajar semenjak dini, bahwa sulit meraih keberhasilan dan menjadi sebuah pengalaman berharga, untuk berusaha sendiri. Saya tentu punya lebih banyak kesempatan saat kuliah seperti yang sering saya bayangkan semasa SMA. Hanya saja, saya perlu berusaha lebih lagi. =)

Saya pun mulai menepis bahwa saya akan terus menggantungkan diri pada keadaan dan bantuan yang sifatnya eksternal. Hei... you're quite grown up. As my mother always says, kamu udah cukup besar buat bisa ngurus diri sendiri.... begitu banyak cerita motivasi yang sering saya dengar, dari dosen-dosen saya yang bercerita soal kehidupan perkuliahannya dulu, tentang cerita orang-orang yang berjuang dengan garis start yang mungkin di bawah nol. Tapi seringkali saya berpikir,"Ah itu kan mereka, bukan saya. Ah itu kan dulu. Ah itu hoki..." Dan menepis bahwa saya pun bisa berhasil. Saya bahkan belum memulai sesuatu sebelum saya mengatakan kata-kata itu... lalu saya hanya mengurutkan apa saja yang bisa saya lakukan.. selanjutnya niat itu lenyap bagai angin. Padahal saya berada dalam usia yang produktif untuk mencoba banyak hal-hal baru dan kesempatan-kesempatan.Yang mana sangat disayangkan apabila telah lewat. Dan tinggallah penyesalan di dalamnya.

Segala sesuatu dimulai dari yang kecil. Tidak jarang orang sukses yang muncul dari kesusahan yang amat sangat, dari sikap berani berbeda yang sering dicemooh orang, dari sikap pantang menyerah, dari sikap yang jeli melihat peluang. Saya pikir adalah sebanding apabila dari mereka yang tahan uji lah yang pantas mendapatkan kesuksesan dan nama besar. Bukanlah seseorang yang malas, yang tidak pernah mau berusaha, dan yang tidak mau susah. Dan saat ini saya berusaha menorehkan hal tersebut tepat di dalam kepala saya. =) Saya tidak ingin kalah oleh rasa takut, tidak ingin kalah oleh ketidakmandirian, tidak ingin kalah oleh hujan badai kehidupan. Saya percaya, saya harus berusaha untuk mandiri.

Saya harus menerima kenyataan bahwa tidak semua orang bisa melewati kehidupannya dengan mulus. Tanpa banyak usaha. Tanpa banyak masalah. Tapi saya pikir hal itu tidak bisa terus-terusan saya jadikan alasan sehingga saya tidak bisa maju. =) Ada banyak jalan untuk menjadi berhasil. Ada banyak cara untuk menjadi pandai. Sebuah kutipan favorit yang pernah saya dapatkan.

Apabila ada orang lain yang mampu melakukan suatu hal sekali saja dengan sempurna, maka saya harus berusaha untuk menjadikannya sempurna meskipun saya harus mengulang berapa kali pun untuk mencapai kesempurnaan itu

Tidak pernah ada ukuran yang pasti soal kehidupan. Semuanya relatif. Kebahagiaan, kekayaan, ataupun kepuasan. Semuanya tidak ada yang pasti. Tergantung bagaimana kita memandangnya. Tergantung bagaimana kita bersikap bijak menyikapi kehidupan. Kehidupan bukanlah sesuatu yang mengendalikan kita, tapi haruslah sesuatu yang dapat kita kendalikan.

Setiap orang... baik itu anak-anak, orang tua, remaja, lansia. Semua pasti memiliki masalahnya masing-masing.... semua memiliki air matanya masing-masing. Lalu sekarang, apakah saya masih pantas berdiam diri dan mengharapkan bantuan layaknya seorang bayi yang baru lahir? Setiap waktu adalah kesempatan. Setiap waktu adalah berharga. Setiap waktu mulai detik ini adalah kehidupan yang patut untuk diperjuangkan.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images

Featured Posts

Subscribe